Kode Hamming
1.
SebutkandanJelaskanduamekanismedalammelakukankoreksikesalahan
data
2.
JelaskanMetodeKoreksi Error dalamKode
Hamming
3.
SebutkanMacam-macamaplikasiKode Hamming,
dansiapasajapemakainya
4. Jelaskantentang
Generator, Encoding, Decoding dalamKode Hamming
Superscalar
1.
Jelaskanpengertiandari Superscalar
2.
Sebutkanfungsi-fungsi Superscalar
3.
SebutkancontohPenerapan Superscalar
4. JelaskanPerbedaan
Superscalar denganSuperpipeline
Instruction Set Characteristic
1.
SebutkandanJelaskanTeknik Addressing yang
seringdilakukan
2.
Sebutkandan Jelaskan Operasi-operasiinstruksiuntuk Arithmetic
3.
Sebutkandan Jelaskan Operasi-operasiinstruksiuntuk Logical
4. SebutkanElemen-elemendariInstruksiMesin
(Set Instruksi)
jawaban
Kode Hamming
1. Dua
mekanisme dalam melakukan koreksi kesalahan data :
·
Mekanisme
pendeteksian kesalahan :
Mekanisme
pendeteksian kesalahan dengan menambahkan data word (D) dengan suatu kode,
biasanya bit cek paritas (C). Sehingga data yang disimpan memiliki panjang D +
C. Kesalahan akan diketahui dengan menganalisa data dan bit paritas tersebut.
·
Mekanisme
perbaikan kesalahan
:
Mekanisme
perbaikan kesalahan yang paling sederhana adalah kode Hamming. Metode ini
diciptakan Richard Hamming di Bell Lab pada tahun 1950.
2. Metode
koreksi error dalam kode hamming :
Mekanisme
pendeteksian kesalahan dengan menambahkan data word (D) dengansuatu kode,
biasanya bit cek paritas (C). Sehingga data yang disimpan memiliki panjangD +
C.Kesalahan akan diketahui dengan menganalisa data dan bit paritas
tersebut.Mekanisme perbaikan kesalahan yang paling sederhana adalah kode
Hamming.
Perhatikan gambar diatas, disajikan tiga
lingkaran Venn (A, B, C) salingberpotongan sehingga terdapat 7 ruang. Metode
diatas adalah koreksi kesalahan untukword data 4 bit (D =4). Gambar (a) adalah
data aslinya. Kemudian setiap lingkaranharus diset bit logika 1 berjumlah genap
sehingga harus ditambah bit – bit paritas padaruang yang kosong seperti gambar (b).
Apabila ada kesalahan penulisan bit pada dataseperti gambar (c) akan
dapat diketahui karena lingkaran A dan B memiliki logika 1berjumlah ganjil.Lalu
bagaimana dengan word lebih dari 4 bit ? Ada cara yang mudah yang
akanditerangkan berikut. Sebelumnya perlu diketahui jumlah bit paritas yang
harusditambahkan untuk sejumlah bit word. Contoh sebelumnya adalah koreksi
kesalahanuntuk kesalahan tunggal yang sering disebut single error correcting
(SEC). Jumlah bitparitas yang harus ditambahkan lain pada double error
correcting (DEC). Tabeldibawah ini menyajikan jumlah bit paritas yang harus
ditambahkan dalam sistem kodeHamming.
Tabel
Penambahan bit cek paritas untuk koreksi kode Hamming :
# Data Bits
|
# Bit Paritas SEC
|
# Bit Paritas DEC
|
8
|
4
|
5
|
16
|
5
|
6
|
32
|
6
|
7
|
64
|
7
|
8
|
128
|
8
|
9
|
512
|
9
|
10
|
3.
4.
Generator :
Kode ini dapat dibentuk dengan
sebuah algoritma yang sederhana matriks parity check.
Decoding :
Untuk men-dekode codeword yang
telah diterima (r), harus diketahui syndrome.
Encoding (pengkodean) adalah proses penambahan bilangan biner sebanyak
(n-m)
karakter
pada setiap kode agar terbentuk kata kode.D ecoding (menguraikan kata kode)
adalah proses menguraikan suatu kata kode menjadi sebuah pesan.
Superscalar
1.
Superscalar adalah
arsitektur prosessor yang memungkinkan eksekusi yang bersamaan (parallel) dari
instruksi yang banyak pada tahap pipeline yang sama sebaik tahap pipeline yang
lain.
2.
Fungsi-fungsi superscalar
Sebuah prosesor superscalar melaksanakan
lebih dari satu instruksi selama satu jam secara bersamaan dengan siklus
dispatching beberapa petunjuk ke membazir fungsional unit pada prosesor. Setiap
unit fungsional tidak terpisah CPU inti, tetapi sebuah sumber daya eksekusi
dalam satu CPU seperti aritmetika logis unit, sedikit Shifter,atau kelipatan.
Sementara superscalar CPU biasanya juga
pipelined, mereka adalah dua teknik peningkatan kinerja yang berbeda. Hal ini
secara teoritis memungkinkan untuk mendapatkan non-pipelined superscalar CPU
atau pipelined non-superscalar CPU.
Teknik superscalar yang secara tradisional terkait dengan mengidentifikasi
beberapa karakteristik. Catatan ini diterapkan dalam suatu CPU inti.
·
Instruksi yang dikeluarkan dari berurutan
instruksi streaming
·
CPU hardware secara dinamis untuk
memeriksa dependensi data antara
petunjuk berjalan di waktu (versus perangkat lunak memeriksa di waktu
kompilasi)
·
Terima petunjuk beberapa jam per siklus
3.
Contoh CPU yang telah menerapkan arsitektur
superscalar :
§ Intel Processors.
486, Pentium, Pentium Pro Superscalar Processor Design.
§ Use PowerPC 604 as case study
§ Speculative Execution, Register Renaming, Branch Prediction More
Superscalar Examples
§ MIPS R10000
§ DEC Alpha 21264
Berikut perbandingan superscalar dengan system i386 :
Cycles Per Instruction
Instruction Type 386 Cycles 486 Cycles
Load 4 1
Store 2 1
ALU 2 1
Jump taken 9 3
Jump not taken 3 1
Call 9 3
Superscalar dapat mengeksekusi instruksi 1 (I1) dan instruksi 2 (I2) secara
pararel dengan syarat :
§ Keduanya instruksi yang sederhana
§ I1 tidak melakukan proses jump
§ Tujuan (destination) dari I1 bukan sumber (source) dari I2
§ Tujaun (destinition) dari I1 bukan
tujuan (destination) dari I2 jika kondisi diatas tidak dapat dipenuhi
§ I1 melakukan proses U-pipe
§ I2 dijalankan di cycle berikutnya
4. Perbedaan antara superscalar dan superpipeline :
Superscalar
adalah salah satu jenis dari arsitektur, dimana superscalar adalah sebuah
uniprocessor yang dapat mengeksekusi dua atau lebih operasi scalar dalm bentuk
parallel, Merupakan salah satu rancangan untuk meningkatkan kecepatan CPU.Sedangkan,
teknologi pipeline yang digunakan pada komputer bertujuan untuk meningkatkan
kinerja dari komputer. Secara sederhana, pipeline adalah suatu cara yang
digunakan untuk melakukan sejumlah kerja secara bersamaan tetapi dalam tahap
yang berbeda yang dialirkan secara kontiniu pada unit pemrosesan. Dengan cara
ini, maka unit pemroses selalu bekerja.
Instruction Set Characteristic
1. Teknik
Addressing
· Menggunakan
3 alamat:
Bentuk umum: [OPCODE] [AH], [AO1], [AO2]
Satu alamat hasil, dua alamat operand
Misal: SUB Y, A, B
- Bentuk algoritmik: Y à A – B
- Arti: Kurangkan isi Reg A dengan isi Reg B, kemudian simpan hasilnya di Reg
Y.
Bentuk ini tidak umum digunakan di komputer
Mengoperasikan banyak register sekaligus , perlu word yang panjang
Program lebih pendek
· Menggunakan
2 alamat:
Bentuk umum: [OPCODE] [AH], [AO]
Satu alamat hasil merangkap operand, satu alamat operand
Misal: SUB Y, B
- Bentuk algoritmik: Y à Y – B
- Arti: Kurangkan isi Reg Y dengan isi Reg B, kemudian simpan hasilnya di Reg
Y.
Bentuk ini masih digunakan di komputer sekarang
Mengoperasikan lebih sedikit register, tapi panjang program tidak bertambah
terlalu banyak
Instruksi
lebih pendek
Diperlukan kerja ekstra
Temporary storage untuk menyimpan beberapa hasil operasi
· Menggunakan
1 alamat:
Bentuk umum: [OPCODE] [AO]
Satu alamat operand, hasil disimpan di accumulator
Misal: SUB B
- Bentuk algoritmik: AC ß AC – B
- Arti: Kurangkan isi Acc. dengan isi Reg B, kemudian simpan hasilnya di Acc.
Bentuk ini digunakan di komputer jaman dahulu
Hanya mengoperasikan satu register, tapi program menjadi bertambah panjang
· Menggunakan
0 alamat:
Bentuk umum: [OPCODE] [O]
Semua alamat operand implisit, disimpan dalam bentuk stack. Operasi yang
biasanya membutuhkan 2 operand, akan mengambil isi stack paling atas dan di
bawahnya
Misal: SUB
- Bentuk algoritmik: S[top] à S[top-1] – S[top]
- Arti: Kurangkan isi Stack no.2 dari atas dengan isi Stack paling
atas,kemudian
simpan hasilnya di Stack paling atas
Ada instruksi khusus Stack: PUSH dan POP
2. Operasi set instruksi untuk arithmetic :
·
ADD : penjumlahan
·
SUBTRACT : pengurangan
·
MULTIPLY : perkalian
·
DIVIDE : pembagian
·
ABSOLUTE
·
NEGATIVE
·
DECREMENT
·
INCREMENT
3. Operasi set instruksi untuk operasi logical :
·
AND, OR, NOT, EXOR
·
COMPARE : melakukan perbandingan logika.
·
3TEST : menguji kondisi tertentu.
·
SHIFT : operand menggeser ke kiri atau kanan
menyebabkan konstanta pada ujung bit.
·
ROTATE : operand menggeser ke kiri atau ke kanan
dengan ujung yang terjalin.
4. Elemen-elemen
dari Instruksi Mesin (SET INSTRUKSI)
·
Operation Code (opcode) : menentukan
operasi yang akan dilaksanakan
·
Source Operand Reference : merupakan
input bagi operasi akan dilaksanakan
·
Result Operand Reference : merupakan
hasil dari operasi yang dilaksanakan
·
Next instruction Reference :
memberitahu CPU untuk mengambil (fetch) instruksi berikutnya setelah
instruksi yang dijalankan selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar